Kabar baiknya, pengobatan kanker paru-paru kini tersedia luas di Indonesia. Termasuk operasi, kemoterapi, terapi target seperti EGFR TKI dan ALK inhibitor, hingga imunoterapi.
"Kalau ada mutasi genetik tertentu, pasien bisa mendapat terapi target dalam bentuk tablet, tanpa harus langsung kemoterapi," ujar dr. Sita.
Sebagian besar pengobatan kanker paru bahkan sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan, termasuk kemoterapi dan terapi target. Namun, imunoterapi belum sepenuhnya tercakup dalam program jaminan tersebut.
Untuk proses diagnosis seperti CT scan, bronkoskopi, hingga biopsi, pasien bisa mendapatkan layanan tersebut melalui BPJS dengan rujukan dari faskes tingkat pertama.
Ketakutan menjadi salah satu alasan utama masyarakat enggan melakukan screening kanker paru-paru.
Mulai dari takut hasil diagnosis, hingga kekhawatiran soal biaya pengobatan. Padahal, deteksi dini justru bisa menyelamatkan nyawa...