TEMPO.CO, Jakarta - Krisis moneter yang melanda Indonesia pada 1997 bukan hanya meruntuhkan stabilitas ekonomi nasional, tetapi juga mengguncang kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru. Memasuki 1998, krisis tersebut kian memburuk. Harga kebutuhan pokok melonjak, pengangguran meningkat, dan rakyat merasa kian terpinggirkan. Di tengah gejolak ini, mahasiswa di seluruh Indonesia mulai merapatkan barisan dan menyuarakan tuntutan reformasi.
Yogyakarta, sebagai salah satu kota pendidikan terbesar di Indonesia, menjadi salah satu pusat perlawanan terhadap rezim saat itu. Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sanata Dharma (USD), Universitas Negeri Yogyakarta (d/h IKIP), STTNAS, dan lainnya, menyatukan suara dalam aksi damai menuntut turunnya Presiden Soeharto.
Baca berita dengan sedikit i...